Khaleej Times Jobs – Dony Oskaria resmi ditunjuk sebagai Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) oleh Presiden Prabowo Subianto. Pelantikan dilakukan langsung di Istana Negara, Jakarta. Penunjukan ini menandai langkah baru bagi Dony yang sebelumnya dikenal luas sebagai tokoh penting di sektor swasta dan juga pemerintahan. Ia lahir di Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 26 September 1969. Gelar Sarjana Hubungan Internasional diperolehnya dari Universitas Padjadjaran tahun 1996 dan gelar MBA diraih dari Asian Institute of Management, Filipina, pada 2009. Kariernya melesat lewat berbagai posisi strategis di CT Corp, Bank Mega, hingga Trans Studio. Tak hanya itu, ia juga merupakan salah satu pendiri RANS Entertainment bersama Raffi Ahmad. Latar belakang yang beragam ini menjadikan Dony figur yang unik dan kuat untuk mengemban tanggung jawab sebagai Kepala BP BUMN di masa transisi penting pemerintahan saat ini.
Langkah Dony Oskaria memasuki ranah pemerintahan berlangsung mulus berkat rekam jejaknya di dunia bisnis dan manajemen. Sebelum memimpin BP BUMN, Dony sempat menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN mendampingi Erick Thohir. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Chief Operating Officer (COO) di Danantara, lembaga investasi baru yang didirikan Prabowo untuk mengelola aset BUMN strategis. Pengalaman ini memperkuat reputasinya sebagai eksekutor kebijakan yang handal. Dony dinilai mampu membawa pendekatan efisiensi ala swasta ke dalam sistem regulasi sektor publik. Ia juga pernah menjabat Komisaris Garuda Indonesia, Direktur Utama InJourney, serta Komisaris Citilink. Transisinya ke sektor publik tidak hanya menambah daftar panjang jabatan strategisnya, namun juga memperkuat kepercayaan pemerintah terhadap kapasitasnya. Dengan pengalaman memimpin berbagai perusahaan besar dan mengelola lembaga negara, Dony membawa sinergi antara efisiensi dan pengawasan ketat ke dalam tubuh BP BUMN.
“Baca juga: Kolaborasi Komdigi & Indosat: Cetak ASN Muda Melek AI, Siap Revolusi Digital!”
Menjabat sebagai Kepala BP BUMN membawa Dony Oskaria pada posisi yang penuh tantangan. Ia diharapkan mampu menyelaraskan regulasi BUMN dengan visi pembangunan nasional, sekaligus menjaga efisiensi dan tata kelola yang baik. Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan kepercayaan publik terhadap BUMN yang kerap kali diterpa isu inefisiensi dan kasus korupsi. Ia juga harus menjembatani kepentingan pemerintah pusat, manajemen BUMN, serta kebutuhan masyarakat. Dalam konteks transformasi kelembagaan, BP BUMN harus mampu menjadi pengawas yang efektif sekaligus fleksibel. Di tengah konsolidasi aset dan perubahan struktur investasi negara, Dony dituntut membangun sistem regulasi yang kuat namun adaptif. Posisi ini bukan hanya administratif, tetapi juga strategis karena akan menentukan arah dan keberlanjutan reformasi BUMN ke depan. Masyarakat dan pelaku usaha akan menantikan gebrakan nyata dari Dony dalam bulan-bulan pertama masa jabatannya.
Dony Oskaria membawa visi reformasi yang cukup jelas: efisiensi, integrasi, dan transparansi. Ia diyakini akan mendorong penerapan sistem pengawasan berbasis digital serta pengukuran kinerja yang lebih akurat dan objektif. Ia juga disebut ingin mengurangi tumpang tindih antar-BUMN serta mendorong kolaborasi strategis antar perusahaan pelat merah. Strategi ini bukan hanya untuk memperkuat daya saing, tetapi juga agar BUMN bisa berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang nyata. Dony memiliki rekam jejak mengintegrasikan nilai bisnis dengan pendekatan publik, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pengawasan BUMN yang jumlah dan skalanya besar. Penguatan sistem whistleblower dan pemberdayaan audit internal diyakini akan menjadi salah satu prioritasnya. Ia juga disebut akan mendorong inovasi dan modernisasi tata kelola, termasuk dalam aspek SDM dan tata kerja. Jika strategi ini berhasil, citra BUMN bisa berubah dari birokratis menjadi profesional dan akuntabel.
Penunjukan Dony Oskaria sebagai Kepala BP BUMN membawa dampak politik yang tidak bisa diabaikan. Jabatan ini meningkatkan eksposur nasionalnya dan membuka peluang lebih besar dalam kancah politik maupun pemerintahan di masa depan. Kedekatannya dengan Erick Thohir dan keikutsertaannya di Danantara menjadi modal kuat secara jaringan dan reputasi. Jika berhasil menata ulang sistem pengawasan BUMN, Dony berpotensi masuk dalam lingkaran strategis pengambil kebijakan di masa depan. Posisinya saat ini juga akan jadi tolok ukur efektivitas reformasi BUMN dalam era Prabowo. Media, masyarakat, dan pengamat politik akan terus mengawasi kinerjanya dalam waktu dekat. Apalagi, posisi Kepala BP BUMN sangat strategis karena menyentuh langsung sektor energi, aviasi, keuangan, dan pariwisata. Dony kini memegang peran penting dalam menentukan arah BUMN dan bisa saja menjadi figur kunci dalam transformasi ekonomi Indonesia ke depan.
Artikel ini bersumber dari cnnindonesia dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di khaleejtimesjobs
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
Khaleej Times Jobs – Indosat Ooredoo Hutchison bersama Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menginisiasi program…
Khaleej Times Jobs – Kemnaker Magang kembali hadir sebagai salah satu program strategis dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia untuk meningkatkan kompetensi angkatan…
Khaleej Times Jobs – Sanae Takaichi menciptakan sejarah besar dengan menjadi perempuan pertama yang memimpin Partai Demokrat Liberal Jepang. Di usia 64…
Khaleej Times Jobs – Kenaikan Gaji ASN kembali menjadi isu nasional yang mengundang perhatian besar dari masyarakat. Setelah terakhir dilakukan pada tahun…
Khaleej Times Jobs – Putri Tanjung kembali menjadi perbincangan hangat di publik setelah warganet menyadari bahwa foto pernikahannya dengan Guinandra Jatikusumo hilang…
Khaleej Times Jobs – Bjorka menjadi sorotan setelah aparat kepolisian menangkap seorang pria muda berinisial WFT yang disebut sebagai pemilik akun X…