
Khaleejtimesjobs – Muhammad Ali adalah nama yang abadi dalam sejarah olahraga dunia. Mantan petinju profesional asal Amerika Serikat ini tidak hanya dikenal karena kehebatannya di atas ring, tetapi juga karena keberanian, prinsip, dan pengaruhnya yang melampaui olahraga. Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr. pada 17 Januari 1942, Ali mulai menunjukkan bakat tinju sejak usia muda. Ia memenangkan medali emas di Olimpiade Roma 1960 pada usia 18 tahun, sebuah pencapaian yang menandai awal karier gemilangnya. Dengan gaya bertarung unik yang memadukan kecepatan, kekuatan, dan strategi, Ali menjadi juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali. Beberapa pertandingan legendarisnya, seperti “Rumble in the Jungle” melawan George Foreman dan “Thrilla in Manila” melawan Joe Frazier, masih dikenang sebagai momen bersejarah dalam dunia tinju.
“Indonesia dan Mesir, Kerja Sama Dagang di Tahun 2024”
Ali bukan hanya petinju yang hebat, tetapi juga seorang pejuang dalam kehidupan nyata. Ia terkenal karena keberaniannya menentang perang Vietnam, yang membuatnya kehilangan gelar juara dan dilarang bertanding selama beberapa tahun. Meskipun menghadapi tekanan besar, Ali tetap teguh pada prinsipnya, menunjukkan bahwa keberanian sejati tidak hanya diukur di atas ring tetapi juga dalam mempertahankan keyakinan.
Selain itu, Ali adalah simbol perubahan sosial. Setelah masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali, ia aktif dalam gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat. Ia menggunakan popularitasnya untuk memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan perdamaian, menjadikannya salah satu tokoh olahraga paling berpengaruh sepanjang masa.
Muhammad Ali pensiun dari dunia tinju pada 1981 dengan catatan 56 kemenangan dari 61 pertandingan. Namun, warisannya tidak berhenti di sana. Hingga akhir hidupnya, ia terus menginspirasi dunia melalui kerja kemanusiaan, advokasi, dan semangatnya untuk membantu sesama. Ali juga menjadi simbol keberanian bagi mereka yang hidup dengan penyakit Parkinson, yang ia derita sejak tahun 1984.
Sosok Muhammad Ali mengajarkan kita bahwa seorang juara bukan hanya mereka yang memenangkan pertandingan, tetapi juga mereka yang menggunakan suara dan pengaruhnya untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Tidak diragukan lagi, Muhammad Ali adalah “The Greatest” yang akan selalu dikenang.
“Lost Graves in Gaza, Unveiling a 2,000-Year-Old History”
Khaleej Times Jobs – Tidak banyak orang yang mampu mengubah keterbatasan menjadi peluang besar. Namun, Ulus Pirmawan, seorang anak petani…
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, strategi penjualan bukan lagi sekadar teknik menjual produk, melainkan seni memahami pasar dan membangun hubungan…
Khaleej Times Jobs – Bank Mandiri kembali membuka lowongan kerja 2025 bagi para lulusan S1 dan S2 yang ingin berkarier…
Have Seat Will Travel – NewJeans resmi kalah dalam sengketa hukum melawan agensinya ADOR. Pengadilan Korea Selatan memutuskan bahwa kontrak eksklusif antara…
Have Seat Will Travel – Stanley Fung meninggal dunia pada usia 81 tahun di Taiwan pada dini hari 1 November 2025. Kabar…
Have Seat Will Travel – Sherly Tjoanda kembali menarik perhatian publik setelah video dirinya menatap Muzakir Manaf viral di media sosial. Tatapan…