Khaleej Times Jobs – Brimob kembali menjadi sorotan tajam usai peristiwa tragis yang menimpa seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan. Kejadian tersebut terjadi pada Kamis malam di wilayah Pejompongan Jakarta Pusat saat berlangsungnya aksi unjuk rasa. Affan diketahui menjadi korban saat sebuah kendaraan taktis milik Brimob melintas di tengah kerumunan. Insiden ini langsung menyebar di berbagai platform media sosial dan menuai respons luas dari masyarakat. Wajah tujuh anggota Brimob yang terlibat dalam peristiwa itu akhirnya ditampilkan ke publik dalam siaran langsung yang diunggah oleh Divisi Propam Polri di Instagram resmi mereka. Para anggota tampak duduk berjejer mengenakan kaus hijau dalam sesi pemeriksaan awal. Ini bukan hanya menjadi tontonan tetapi juga bentuk upaya transparansi yang tengah diupayakan oleh institusi kepolisian. Pemeriksaan dilakukan di Mabes Polri dan menjadi bagian dari proses hukum internal yang tengah berjalan. Masyarakat pun menaruh harapan besar agar pengusutan terhadap kejadian ini dilakukan secara tuntas dan adil.

Tujuh Anggota Brimob Diperiksa Terbuka oleh Divisi Propam

Proses pemeriksaan terhadap tujuh anggota Brimob dilakukan secara terbuka dan disiarkan langsung agar masyarakat bisa memantau jalannya pengusutan. Pemeriksaan tersebut digelar oleh Divisi Propam Polri dan memperlihatkan para personel yang terlibat sedang menjalani proses hukum internal. Duduk dalam dua baris kursi, kelima anggota di baris depan dan dua lainnya di belakang diperlihatkan kepada publik. Langkah ini dipandang sebagai bentuk komitmen Polri dalam menjaga transparansi dan integritas penegakan disiplin di tubuh Brimob. Insiden yang melibatkan kendaraan taktis Brimob hingga menewaskan Affan Kurniawan memicu berbagai reaksi keras, mulai dari netizen hingga tokoh nasional. Salah satu tanggapan datang dari Presiden yang secara langsung menyatakan kekecewaannya atas perilaku tidak terukur dari para aparat. Bahkan Kapolri juga meminta maaf kepada keluarga korban. Saat ini seluruh anggota Brimob yang diperiksa telah ditempatkan di lingkungan Divisi Propam guna penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap peran masing-masing.

“Baca juga: BURUAN! Rekrutmen KAI 2025 Dibuka 30 Agustus, Lulusan SLTA Bisa Daftar, Cek Syaratnya!”

Respons Keras Publik dan Seruan Transparansi

Peristiwa ini membangkitkan gelombang reaksi dari berbagai penjuru negeri. Banyak masyarakat mempertanyakan standar operasional dan penanganan situasi unjuk rasa oleh aparat khusus seperti Brimob. Tagar dan kecaman muncul di media sosial dan aksi solidaritas digelar di sejumlah kota. Harapan masyarakat adalah agar tragedi seperti ini tidak terjadi lagi dan institusi seperti Brimob lebih mengedepankan pendekatan yang berorientasi pada keselamatan warga sipil. Pemeriksaan yang dilakukan secara live merupakan langkah penting dalam membangun kembali kepercayaan publik. Masyarakat ingin kepastian bahwa proses yang dijalani oleh tujuh anggota Brimob bukan hanya formalitas belaka. Sorotan juga mengarah pada bagaimana evaluasi operasional di lapangan dilakukan ke depannya agar tindakan fatal bisa dicegah sejak awal. Situasi ini tidak hanya berdampak pada keluarga korban tetapi juga menguji sejauh mana Brimob mampu menunjukkan profesionalisme dan tanggung jawab.

“Simak juga: NGERI! Rantis Brimob Tabrak Ojol Peserta Aksi Demo Ojol di Pejompongan, Video Detiknya Bikin Merinding!”

Sikap Tegas Pemerintah Terhadap Tindakan Berlebihan

Tidak butuh waktu lama bagi Presiden memberikan sikap terhadap tragedi yang melibatkan Brimob ini. Pernyataan kekecewaan langsung disampaikan secara publik dengan perintah tegas untuk mengusut kasus hingga tuntas. Presiden bahkan meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya jika terbukti melakukan tindakan yang menyebabkan nyawa melayang. Sikap ini menjadi sinyal kuat bagi institusi keamanan bahwa perlindungan terhadap warga sipil adalah prioritas utama. Brimob sebagai bagian dari aparat penegak hukum harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Peristiwa ini tidak hanya mencoreng nama baik kepolisian tapi juga memperlihatkan bahwa evaluasi menyeluruh perlu dilakukan dalam penugasan lapangan. Instruksi dari Presiden diperkuat oleh langkah cepat dari Kapolri yang menyampaikan permintaan maaf dan komitmen untuk menangani kasus secara terbuka. Dengan proses hukum yang sedang berjalan terhadap ketujuh anggota Brimob ini, publik menaruh harapan besar pada hasil yang objektif dan berkeadilan.

Keluarga Korban dan Harapan Akan Keadilan

Di tengah perhatian yang besar terhadap Brimob dan insiden ini, keluarga korban menjadi pihak yang paling merasakan duka mendalam. Affan Kurniawan yang masih muda dan menjadi tulang punggung keluarga kini telah tiada. Kehilangan ini tidak dapat tergantikan oleh apapun. Namun harapan keluarga hanya satu yaitu keadilan ditegakkan. Dengan nama-nama anggota Brimob yang telah diperiksa dan ditampilkan secara publik, masyarakat kini menunggu kelanjutan proses hukum yang berlaku. Ketegasan dari pimpinan negara dan kepolisian telah ditunjukkan namun semuanya akan diuji dari keputusan akhir yang diambil terhadap para pelaku. Para pengunjuk rasa yang sebelumnya turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas terhadap Affan juga menyuarakan pentingnya evaluasi dalam sistem komando dan pengendalian Brimob saat menangani massa. Peristiwa ini akan terus dikenang sebagai pelajaran penting bahwa tindakan tak terukur dari aparat bisa berdampak fatal. Oleh karena itu, publik menunggu penegakan disiplin yang benar-benar mencerminkan rasa keadilan.